Friday, March 20, 2015

Migrasi

Halo, bloggers. Sepertinya kegalauan saya telah memuncak dan akhirnya mencapai puncaknya.
Hari ini, saya putuskan untuk bermigrasi platform dari Blogger ke Wordpress.com. Alasannya adalah

  • Saya ingin mengembangkan blog saya menjadi suatu hal yang bisa membuahkan hasil di masa depan.
  • Saya sangat suka dengan tema-tema Wordpress.com dan kebanyakan tema Blogger adalah hasil adaptasi dari Wordpress.
  • Menjadi terkesan lebih profesional ketika memakai Wordpress (ini ngarang)
Semoga pilihan saya tepat. Blog ini tidak akan saya hapus dan semua tulisan saya beserta komentar-komentarnya saya ekspor ke Wordpress sehingga tampilan di sana tidak sebagus tampilan tulisan di sini.

Link baru http://dathandika.wordpress.com
Terima kasih. :D
Read More »

Thursday, March 19, 2015

#TantanganMenulis: 2 Years Later


Sekarang, saya sudah 19 tahun. Usia yang menandakan bahwa masa-masa remaja yang penuh kelabilan dan kegalauan harus segera diakhiri. Sebentar lagi, 20, 21, 22, dst. Kenyataan yang pahit memang, ketika masa-masa yang lumayan buruk tapi menyenangkan harus ditinggalkan. 

Sebagai laki-laki, yang seharusnya cenderung berpikiran ke depan, saya malah sering berpikiran kekinian dan bahkan masa lalu. Saya sering meratapi masa lalu saya, atau dengan kata lain belum bisa memaafkan masa lalu saya sendiri karena saya sungguh menyesal atas segala hal buruk yang tidak bisa kuperbaiki yang saya lakukan di masa lalu. Oleh karena itu, karena saya laki-laki, saya mau mencoba berpikiran yang berorientasi ke masa depan. Menurut saya, saya berarti harus lebih berani untuk bermimpi. Bermimpi pun tidak harus yang terlalu jauh sampai puluhan tahun yang akan datang, namun, hari esok pun bisa dimimpikan, tetapi tidak terlalu besar. 

Dua tahun itu merupakan rentang waktu yang tepat untuk bermimpi, bermimpi untuk masa depan akan nasib saya ini. Mungkin, setelah tulisan ini selesai, saya bisa meredakan rasa penyesalan saya terhadap masa lalu saya yang cukup kelam. Walaupun demikian, dua tahun merupakan waktu yang terlalu singkat untuk mengubah semuanya. Namun, saya percaya, it's never too late

1. Lulus dengan nilai yang membanggakan
Saya tidak peduli dengan anggapan dan idealisme rekan-rekan saya yang menyebutkan "IPK itu tidak terlalu penting". Saya sudah tahu semuanya akan hal tersebut. Saya tahu konsekuensinya. Namun, diri saya ini tidak bisa mengorbankan akademik yang amat begitu penting. Tahun depan, saya sudah harus KKN (oh, damn T_T), yang merupakan salah satu kelemahan terbesar saya sampai saat ini. Setelah itu, di tahun yang sama, jika lancar dan tidak ada mata kuliah yang mengulang (amin), saya harus mengerjakan skripsi. Semoga, di tahap ini, saya bisa dengan tekun mengerjakan dan menyelesaikannya, bisa mempresentasikan proposal dan hasil penelitian saya dengan baik, dan yang paling utama bisa melakukan ujian pendadaran dengan lancar. Saya percaya, usaha keras tidak akan pernah menghianati, sekalipun saya fokus terus di bidang akademik. 

2. Berbicara dengan lancar dan tidak lola (slow thinker)
Mungkin saya memang gagu. Sejak kelas 7 SMP, saya mulai memiliki masalah ini dan sampai sekarang belum sepenuhnya terobati. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab saya untuk menghindari kegiatan-kegiatan sosial, debat, dan terkadang rapat. Namun, perlahan-lahan, kutukan ini mulai berkurang dan semakin berkurang (tapi masih ada). Dua tahun yang akan datang, semoga saya tidak slow thinker lagi dan bisa berbicara dengan lancar. Semoga saya sudah berani untuk menyampaikan dan menyanggah pendapat pada saat mengikuti suatu rapat ( dua tahun kemudian pun mungkin masih ada rapat). Semoga saya bisa mengikuti dengan baik tes wawancara perusahaan yang saya minati dan lolos sehingga saya bisa mendapatkan pekerjaan yang saya inginkan. 

3. Lebih bertanggungjawab

Juga merupakan salah satu hal tersulit yang ingin saya capai. Masih 19 tahun, mungkin di pikiran saya masih tertanam mental anak remaja yang masih labil dan kurang tahu diri. Namun, dua tahun mendatang sudah bagaikan dunia yang berbeda. Kurang bertanggung jawab saya pula yang membuat saya menjadi pribadi yang kurang terorganisasi, padahal saya terkena OCD. Untuk diri saya di dua tahun yang akan datang, semoga kau lebih bertanggung jawab dari dikau yang sekarang. Jangan pernah tidur kembali ketika alarm yang telah kau pasang setiap menjelang tidur berbunyi. Jangan pernah lupa di mana kau menaruh nota dan struk transaksi-transaksi yang penting. Jangan pernah lupa bahwa dirimu sudah dewasa, harus bisa hidup sendiri, tidak boleh homesick lagi. 

4. Bisa menghasilkan sesuatu yang positif dari blogging
Awal tahun 2015 meruapakan langkah awal diri saya untuk kembali aktif blogging setelah kira-kira 3 atau 4 tahun vakum blogging. Saat ini, blogging merupakan satu-satunya hobi saya. Blog ini masih bergenre personal dan random. Tulisan saya pun masih buruk. Untuk dua tahun kemudian, semoga blog ini bisa berubah genre, dari personal menjadi sesuatu yang lain yang bisa menghasilkan pendapatan. Semoga tulisan saya bisa semakin terus berkembang, kritis, namun tidak membosankan ketika dibaca. Semoga hobi saya yang ini bisa membuat saya memiliki pikiran yang lebih kritis dan peka terhadap segala fenomena yang terjadi di sekitar saya. 

5. Bisa berbahasa Inggris dengan baik dan lancar
Saya pernah sempat berpikir, "Andai Indonesia dijajah oleh Inggris untuk waktu yang lama, pasti kita semua bisa berbahasa Inggris." Saya iri dengan negara-negara yang memiliki bahasa nasional bahasa Inggris. Mayoritas dari mereka terlihat lebih maju dan bisa mengundang lebih banyak turis asing ke negaranya. Dua tahun lagi, MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) telah memasukki tahun keduanya. Karena sudah bukan masa-masa pengenalan MEA, maka makin banyak tenaga-tenaga kerja dari negara-negara ASEAN yang akan masuk ke Indonesia dan bersaing dengan saya contohnya. Semoga sebelum masa pengenalan MEA berakhir, saya telah bisa menguasai bahasa Inggris, bisa berbicara dalam bahasa Inggris dengan lancar dan tepat, dan telah menambah cukup banyak perbendaharaan kata bahasa Inggris.

6. Ikut Asian Youth Day 2017 dan bertemu dengan Paus Fransiskus
Yang satu ini merupakan yang sangat spesial. Karena saya adalah seorang Katolik, saya sangat ingin sekali bertemu dengan Paus yang sedang menjabat saat ini, yaitu Paus Fransiskus. Namun, karena saya bukan orang yang mempunyai banyak uang untuk berlibur ke Vatikan atau Italia, hal tersebut menjadi hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Akan tetapi, akan ada acara yang sangat besar bernama Asian Youth Day 2017 yang akan diselenggarakan di Indonesia. Asian Youth Day adalah acara temu raya kaum muda Katolik se-Asia dan di saat itu lah Sri Paus akan datang untuk mengikuti Asian Youth Day yang akan dilaksanakan kalau tidak salah di Jakarta. Saya sungguh menanti-nanti akan hal ini sejak Asian Youth Day 2014 di Korea Selatan. Semoga saya bisa mempunyai dana yang cukup dan waktu luang untuk bisa mengikuti Asian Youth day 2017 di Jakarta. Semoga saya bisa bertemu dengan Sri Paus Fransiskus di acara tersebut. :")


Sebenarnya, mimpi saya untuk dua tahun yang akan datang masih banyak. Namun, yang saya sebutkan di atas merupakan mimpi-mimpi terbesar saya yang sangat ingin saya wujudkan. Bagaimana denganmu, bloggers? What are you going to be in two years?



Tulisan ini ditulis dalam rangka mengikuti event Tantang Menulis.

Picutres sources:
  • http://www.ccsf.edu/content/ccsf/en/student-services/admissions-and-registration/records/evaluation-and-graduation/_jcr_content/subheader-image/smallimage2.img.jpg/1370738959078.jpg
  • https://andrewjprokop.files.wordpress.com/2015/03/blogging-is-good.jpg
  • http://www.ensenalia.com/sites/default/files/imagecache/ampliacion/I%20love%20english1.png
Read More »

Tuesday, March 17, 2015

Song Review: Rapture Ruckus feat Shuree - In This Together


Hello, bloggers. How's your day? I hope yours are pretty good so far. It's been so busy with studying and doing assignments (though I haven't finished those yet hehe). In this short free time I have, I would like to make a song review. This is my first review post. 

Have you ever heard Rapture Ruckus? I bet you haven't. I am not surprised because this band is indeed not famous. This band is a Christian Hip Hop/Rock Band from New Zealand. Because they are Christian, I think it's not astonishing that they are not famous in this country. Hehe. They have released 4 albums and 12 singles and one of them has caught my ear to listen to. Here it is:


Rapture Ruckus feat Shuree - In This Together Lyrics

You are my brother
You are my sister
Made by the same God
Loved by the same heart
We've got to lift up
We've got to give love
Oh that's how the world will know us

[Chorus]
I'll be the hand that you can hold
When you can't make it on your own
I promise you are not alone
We're in this together
I'll be your shelter from the rain
Lift up your head don't be afraid
Oh there is nothing we can't face
We're in this together
We're in this together
We're in this together
We're in this together

And when you're filled with doubt
Your walls come crashing down
I'll be there by your side
Together walking through this fire
We've got to lift up
We've got to give love
Oh that's how the world will know us
(Chorus)

[Bridge]
When I'm falling and I can't breathe
The light is fading
In my darkest hour You're here
And I remember what You said
(Chorus)

We're in this together
We're in this together
We're in this together
We're in this together

I knew this song from Sam and Nia Vlogs. A little introduction, they are family from USA who make s daily vlogs about their daily activities. I really love watching them and I don't know why. They use this song as their videos intro and outro. Now, let's be more open-minded and not concern about this band genre. This song is very awesome. I bet you might think this is very melancholic song from hip hop/rock band according to the lyric. However, you are wrong. This song is very encouraging and full of spirit. It even does not make you more depressed or confused. 

The music itself is so vivacious. Despite this band is rock genre, I can enjoy the music so well. For your information, I kind of do not like rock songs because they tend to be loud and too fast. It annoys me. However, this band and especially this song is different. This song is very suitable for activities that requires you a lot of energy. It can pump up your energy and you become more positive. For instance, when you are doing gym, you can set this song into your playlist. Or, when you are jogging, you also can listen to this song while you jog. 

Here it comes the lyric part. Regardless of this band's genre, the lyric is very universal. The lyric is very amazing, even it's more amazing than the music. The lyric contains very positive and encouraging words. It tells us to not feel lonely and think that we always have someone who will understand everything about you (although it's very theoretical because I haven't found someone like that LOL). However, from different point of view, this song tells to always help our friends that feel lonely, depressed, and such things. This song reminds us that we should always help each other. We do not live alone and are told not to be selfish (although I am so selfish especially in terms of academic things). Moreover, we can imply universally that this song tells us to always remember God. He exists. His existence shows through others, it can be our friends, our parents, or anyone. As well, we should always remember God in every situation we are encountering.

To conclude, from my deepest humble opinion, this song is not religious. It is very universal that everyone can listen to this song because it brings you positivity and encouragement. If you have different opinion about this song or you want to criticize or give some advice to this review, please comment. It really helps me a lot. Thanks for reading and God bless! :)

Sources:
  • http://fdrmx.com/wp-content/uploads/2015/02/Rapture-Ruckus-%E2%80%98Invader-Vol.-2%E2%80%99-EP-Review-FDRMX.jpg
  • http://en.wikipedia.org/wiki/Rapture_Ruckus
  • http://www.jesusfreakhideout.com/lyrics/new/track.asp?track_id=17153 
  • http://i.ytimg.com/vi/Z8Y6gwumkt8/maxresdefault.jpg

Read More »

Sunday, March 15, 2015

Love What You Do

College life is very confusing. I often face some hard choices to choose because I always think about the consequences I will take. Sometimes, I think that that is a normal thing happening when adolescence is going to turn into young adult people. However, I still can not accept that thing and it always disrupt my heart. 

College life has two huge choices that I should choose, academic (GPA, seminars, studying, and assignments) or social (organizations and committees). I personally truly honestly incredibly want to choose both of them. However, dilemma is always there. Because of my disorder (OCD), I always want to do something perfectly. I can always focus on one thing. Then, I prioritized academic over social. 

Most of the time, I feel annoyed by my OCD. OCD makes me to always do everything I want perfectly although I can not do it. I have decided to prioritized academic, yet I can not resist myself to join an organization or some committees. In recruitment process, I said many optimistic answer to the interviewer and they were amazed and hopeful of myself. That time, after I gave my answers, I felt very hopeful, too. Things get escalated very quickly when I am in the middle of the process. I feel very confused of managing my time to academic and social. I always feel confused whenever I get a group assignment, there are some meetings and organizational tasks needed to be done. I feel frustrated too when I know that my lecture orders me to always read the next chapter prior to the next class. It takes a lot of my time. I become more frustrated when I do not get permission to leave organization or committee meetings because of assignments and studying. I come to be unable to handle it.

One day, I vented to my one of close friends about this problem. He has quite good GPA and joins an organization, too. I am really curious of how he can do those two things together. He used to be very funny and sort of childish person. Now, he is grown-up and I am so pathetic. After venting so much, he gave a solution in a very short sentence:

This sentence settles my dilemma now. What I get from this sentence is not that I should love all unwelcome things I do. What I get is that I should carry on what I am doing now, then I should love it as well. I only can do something useful on academic things and makes me enjoyed. All this time, I evidently care too much about what other people say about me. This really influences my life a lot.

Since first semester, seniors have always shouted about "academic is not that very important". I evidently let it enter to my head and ruined my mind. Ever since, I always tried to join some committees and an organization (for now) and make something useful for them. I really put a lot of my effort on that and it seems to be fruitless. That is the power of "always care about what other people say about you".

Now, I reduce that propaganda in my head and try to make it go out of my head. Slowly but sure, I start to be courageous to focus on doing group assignments, individual assignments, studying a lot of chapters, and anything related to academic. In my opinion, focusing on only academic is not completely wrong. Some college students just do that because they think that they are not capable of doing something related to organization or committees. Perhaps, they have tried so many times like myself to join and contribute something on organizations or committees, yet all of their efforts are futile.

I also think that people always want to accomplish something on their lives. I do. In order to do that, some of them take difficult and frustrating ways and others just take bearable and mediocre ways. I take the latter. You should not think that doing something in mediocre ways or in people's comfort zone does not take so much effort. You are wrong! I give all of my efforts on academics. Academics are not my comfort zone. I will always love what I am doing and try not to give any single care to what people say.

God bless you!

Pictures sources:

  • http://mycelium.is/wp-content/uploads/2012/12/Love-What-you-do.jpeg
  • All memes are made by myself using Meme Generator
Read More »

Friday, March 13, 2015

Opportunity Cost

Salut, bloggers! TGIF yeay!! Karena saya adalah mahasiswa dan kuliah itu hanya 5 hari kerja, jadinya saya TGIF ya. Bagi yang masih sekolah, jangan iri ya, ada waktunya kok haha. Kali ini saya mau membuat tulisan yang berkaitan dengan jurusan saya. 

Kalian pasti bakalan kaget dengan tulisan ini karena genre blog saya yang terlihat sangat personal. Namun, tujuan saya kembali aktif di dunia blog adalah tidak hanya menuangkan semua unek-unek saya dalam bentuk tulisan, tetapi saya juga ingin berbagi ilmu yang saya dapatkan kepada para pembaca. Saya tahu, walaupun banyak yang bakal tidak paham, tapi setidaknya saya bisa membantu para siswa dan mahasiswa yang sedang kebingungan dengan topik yang saya tulis. Selain itu, saya di sini pun belajar cara menyampaikan ilmu yang saya dapatkan kepada khalayak dengan sesederhana mungkin dan mudah dipahami (semoga ya, guys). 


Jadi, kemarin, saya kuliah Akuntansi Manajemen. Kaget ya kok nama mata kuliahnya gado-gado gitu? Haha. Jadi, di akuntansi manajemen, mahasiswa akuntansi diajar bagaimana cara mengolah informasi di laporan keuangan untuk disampaikan kepada manajemen untuk membantu mereka dalam proses pengambilan keputusan. Akuntan manajemen itu bukan manajer dan juga bukan babunya manajer, tapi mereka adalah partner. 

Kembali ke topik. Di kuliah tersebut, saya mendapatkan pencerahan atas kebingungan saya selama ini. Saya dari dulu selalu bingung konsep opportunity cost atau biaya kesempatan. Sejak SMP hingga sekarang, jawaban mengenai dua kata ini selalu berbeda-beda dan membuat saya bingung. 


Namun, kuliah kemarin merubah segalanya. Karena saya percaya pada textbook yang saya pakai, jadi saya menganggap bahwa kebingungan saya telah berakhir. (Hell yeah!!) Definisi mentahnya sebagai berikut:
An opportunity cost is defined as the benefit that is sacrificed when the choice of one action precludes taking an alternative course of action. (Hilton RW, 2011)
Mubeng ya? Jadi, dengan terjemahan bahasa saya sendiri, biaya kesempatan didefinisikan sebagai keuntungan yang dikorbankan sebagai akibat mengambil suatu alternatif tindakan. Masih mubeng ya? Maafkan saya. (T_T). Jadi, ketika kalian dihadapkan dua pilihan antara X dan Y dan kalian memlilih X misalkan, maka kalian telah mengorbankan keuntungan yang mungkin diperoleh dari memilih Y.

Biaya kesempatan selalu fokus dan berhubungan pada keuntungan, laba, dan istilah lain yang sama. Namanya biaya kesempatan, yang saya awalnya dulu mengira biaya yang dikorbankan karena mengambil suatu pilihan, ternyata malah menekankan pada keuntungan. Istilah dengan definisi yang bertolak belakang, kan? Membingungkan, kan? 

Contoh 1. Dathan adalah seorang bapak yang sudah beristri dan mempunyai 2 anak. Dia pun sangat dekat dengan saudara-saudara dari keluarganya maupun keluarga istrinya sehingga saudara-saudara mereka sering mengunjungi mereka. Suatu hari, dia membeli rumah karena dia telah mengontrak sangat lama dan setelah melihat-lihat, sampailah dia pada dua pilihan. Rumah A (sudah dengan harga tanah) memiliki harga Rp500.000.000,00 dan hanya bisa memuat 4 orang dilihat dari kamar tidurnya. Rumah B (sudah dengan harga tanah) memiliki harga Rp800.000.000,00 tetapi bisa memuat 8 orang. Karena dana yang dimiliki Dathan tidak terlalu banyak, jadi ia putuskan untuk membeli rumah A. Dengan demikian, biaya kesempatan Dathan adalah keuntungan rumah B, yaitu bisa memuat 8 orang sehingga saudara-saudaranya bisa sering berkunjung. 

Mudah-mudahan paham, ya guys. Contoh di atas merupakan contoh yang memiliki informasi yang jelas mengenai kedua keuntungan yang akan diperoleh dari kedua alternatif tersebut. Namun, dunia nyata tidak semudah teori. Kenyataannya, keuntungan atas suatu pilihan biasanya tidak pernah bisa diketahui dengan jelas. Sehingga, hal seperti ini dinamakan biaya kesempatan semu. 

Contoh 2. Dika adalah seorang mahasiswa semester dua. Pada awal semester dua atau liburan semester satu, dia mencoba melamar pekerjaan di sebuah supermarket. Setelah mengikuti seleksi, ia pun lolos, namun ia belum menentukan pilihannya dengan bulat. Jika ia bekerja di sana, ia akan mendapatkan gaji sebesar Rp2.000.000,00 per bulan. Namun, di sisi lain, ia telah membayar UKT semester dua sebesar Rp3.000.000,00, sehingga ia juga memikirkan untuk terus melanjutkan dan menyelesaikan studinya. 

Berdasarkan contoh di atas, biaya kesempatan tidak bisa dengan jelas ditentukan karena Dika tidak tahu berapa keuntungan yang bisa ia dapatkan jika ia melanjutkan studi. Jika ia memutuskan untuk melanjutkan studi, maka biaya kesempatannya adalah Rp2.000.000,00 per bulan atau Rp24.000.000,00 per tahun (gaji bekerja di supermarket). Tetapi, jika ia memutuskan untuk bekerja, maka biaya kesempatannya tidak dapat diketahui dengan pasti karena selama kuliah ia tidak mendapatkan uang apapun. Tetapi, setelah lulus ia pasti akan bekerja entah sebagai apa dengan pendapatan yang entah berapa. 

Solusi dari contoh nomor 2 adalah Dika harus bertanya kepada orang yang telah berpengalaman dengan kasus yang hampir sama. Dengan demikian, ia menjadi tahu dan memutuskan biaya kesempatan dari keputusan yang ia ambil dalam kasus di atas. 


Jadi, bloggers, biaya kesempatan itu sangat esensial untuk kehidupan kita. Kita harus jeli dalam menentukan biaya kesempatan dari keputusan yang kita ambil karena siapa tahu kalian bisa menjadi kaya mendadak ketika biaya kesempatan yang diambil tepat. Biaya kesempatan menurut saya sih salah satu skill kita untuk bertahan hidup di zaman sekarang ini yang penuh dengan spekulasi. Dengan mempelajari ini, kita juga melatih kedewasaan kita karena pada dasarnya biaya kesempatan adalah belajar untuk memilah mana yang baik dan mana yang buruk. :D

Demikian tulisan yang aneh ini. Semoga bloggers bisa memahaminya. Jika ada saran dan kritik, silakan komentar, saya sedang belajar menerima kritik dan mengubahnya menjadi energi yang positif. Terima kasih dan God bless you!

Daftar Pustaka:
Hilton RW. 2011. Managerial Accounting: Creating Value In A Dynamic Business Environment. Edisi ke-9. New York: Mc Graw-Hill/Irwin

Pictures sources:
  • http://comps.canstockphoto.com/can-stock-photo_csp11758925.jpg
  • http://www.dawgpoundnation.com/wp-content/uploads/2014/08/wpid-confused-face-1.jpg.jpeg
  • All memes are made by myself  through Meme Generator application on Android
Read More »

Thursday, March 12, 2015

7 Hal Menyebalkan Ketika Mengikuti Kegiatan Outdoor

Selamat pagi, bloggers. Baru 4 hari absen membuat tulisan di blog terasa seperti vakum menulis di blog selama 1 bulan. Sebenarnya, komitmen saya ketika memulai untuk menulis di blog kembali adalah saya ingin membuat satu tulisan dalam satu hari, atau paling tidak satu tulisan dalam dua hari. Tapi, ternyata perkuliahan di semester 4 ini terlalu kejam, bloggers. Mungkin karena saya terkena OCD, jadi saya dianggap terlalu menganggap perkuliahan ini sangat serius dan egois karena saya hanya fokus terhadap kuliah, belajar, mengerjakan tugas, dan duduk di depan komputer. 

Kali ini saya ingin membagi keluhan saya dan pengalaman saya dalam mengikuti beberapa kegiatan outdoor. Kegiatan outdoor di sini bukan sekadar kegiatan di luar rumah, bukan kuliah, bukan pergi ke rumah teman (please, don't be a herp!). Kegiatan outdoor di sini adalah kegiatan yang mengharuskan saya untuk membawa beberapa pakaian, peralatan pribadi, dan alat-alat yang harus dibawa untuk tinggal di suatu tempat antah-berantah selama beberapa hari. 


Mungkin karena saya seorang OCD (lagi), saya sungguh tidak nyaman dengan kegiatan seperti ini. Saya jadi tidak bisa melakukan semua hal yang menurut saya bisa saya lakukan dengan sempurna dan sesuai dengan harapan saya. Ditambah lagi, karena saya terkena SAD ringan (walaupun ringan, tetap saja sangat mengganggu), saya agak tidak tahan dan susah beradaptasi jika tidak ada teman dekat saya yang ikut kegiatan outdoor yang saya ikuti.

Saya bikin tulisan ini karena sebenarnya saya bakal pergi dari surga (baca: rumah, kamar, dan PC) selama 3 hari, Jumat sampai Minggu. Entah kenapa saya merasa aneh karena hanya di "tempat" ini, acara outdoornya selalu 3 hari, Jumat sampai Minggu. Biasanya, "tempat-tempat" lain mengadakan acara outdoor hanya selama 2 hari, Sabtu sampai Minggu.

Lalu, berikut ini, saya akan sampaikan beberapa hal yang membuat saya tidak suka acara outdoor di samping penyakit SAD saya.

1. Jumlah tas yang dibawa tidak biasa


Berdasarkan pengamatan saya, teman-teman saya (laki-laki) selalu bisa membawa rata-rata cukup satu tas ketika mereka ikut kegiatan outdoor yang tidak lama (2 hari atau 3 hari). Saya seringkali heran, bagaimana mereka bisa membawa dan memasukkan semua barang-barang yang wajib dibawa ke dalam satu tas saja. Dulu ketika saya masih kuliah di FK, saya pernah mengikuti kegiatan outdoor yaitu semacam bakti sosial. Acara hanya 2 hari, tetapi saya bisa membawa tas yang biasa digunakan untuk berpergian jauh (tas pakaian). Namun, dengan perasaan sangat heran, ada beberapa teman saya bisa membawa tas ransel ukuran sedang. Padahal, kami disuruh membawa banyak sekali peralatan mulai dari alat makan, alat mandi, jas praktikum, pakaian sopan, pakaian bebas, jaket, dsb yang menurut saya sangat besar dan tebal sehingga membutuhkan ruang yang banyak. Mungkin, selama ini, saya bisa berbeda sendiri karena saya aneh atau karena ukuran pakaian-pakaian saya yang terlalu besar. 

2. Waktu untuk kebutuhan privasi yang tidak masuk akal 


Mungkin hal ini hanya terjadi di Indonesia atau di negara-negara lain sama. Ini merupakan hal yang sangat krusial dan menyebalkan. Seringnya, waktu-waktu yang berhubungan dengan mengurus kebutuhan privasi yang sering tidak masuk akal. Misalnya, pesertanya berjumlah 30 orang, diberikan waktu selama 1 jam untuk MCK. Namun, kamar mandinya hanya ada dua, sementara mereka hanya diberikan waktu 1 jam. Padahal, acara selanjutnya menuntut para peserta untuk berpenampilan rapih dan bersih. Are you out of your mind? Sungguh aneh, seolah-olah yang mengadakan acara tidak survey tempat yang tersedia untuk MCK terlebih dahulu dan mencocokkannya dengan jumlah peserta yang diprediksi ikut. Apalagi, saya terkena OCD dan hal-hal krusial seperti ini yang membuat badan saya risih sangat-sangat mengganggu. 

3. Fasilitas privasi yang membeda-bedakan gender


Bayangkan saja ketika sedang memilih indekos untuk laki-laki, pasti harganya sangat mahal kalau ingin memiliki fasilitas yang "normal" seperti di rumah. Berbeda dengan indekos perempuan yang harganya bisa sangat wajar tetapi sudah bisa mendapatkan fasilitas yang "normal". Mungkin ketika kalian membaca poin ini, kalian pasti akan berpikir kalau saya itu lenjeh, alay, metroseksual, cemen, cupu, aneh, atau hal buruk yang lainnya. Seperti yang saya katakan di atas, saya memang aneh. Saya memang laki-laki yang aneh. Kembali ke topik! Menurut saya, kebutuhan privasi itu sangat mutlak untuk bisa terpenuhi. Konteks di sini bukan ketika kita sedang dalam kegiatan militer dan pramuka. Coba nih, bayangkan contoh ini, kamar mandi laki-laki tidak menyediakan tempat untuk menaruh pakaian yang hendak dipakai dan sudah dipakai atau bahasa Jawanya cantelan. Bagaimana kalian bisa memenuhi kegiatan privasi kalian dengan tenang? Saya bisa panik dan mood saya langsung jelek ketika mendapat kamar mandi yang bisa membuat saya panik. Contoh lain, laki-laki harus memenuhi kebutuhan privasinya di sungai, sementara perempuan disediakan kamar mandi. Dikira semua laki-laki itu sama atau bagaimana sih? Bagaimana kalau dia OCD seperti saya? 

4. Barang bawaan yang akhirnya tidak terpakai


Ini juga lumayan bikin kesal. Hal ini juga berkaitan dengan poin 1 tadi. Saya sangat kesal jika barang bawaan saya sangat banyak dan membutuhkan lebih dari 1 tas (padahal teman-teman saya bisa membawa dalam 1 tas saja). Mungkin karena acaranya terlalu padat, jadinya ada barang-barang yang tidak dipakai. Ya, walaupun saya memaklumi, tetapi saya pun menyesalkannya. Bagaimana jika barang tersebut ternyata sangat penting di rumah (karena saya tinggal di rumah), orang-orang di rumah sangat membutuhkan barang tersebut, dan saya sudah merengek-rengek untuk meminjam barang tersebut, tapi malah barangnya tidak dipakai? Saya bakal merasa bersalah. Trade-offnya pun ternyata cukup signifikan untuk orang-orang di rumah tapi saya malah tidak memakai barang tersebut. Aktivitas orang-orang di rumah mungkin terhambat dan mungkin mereka bakal marah ketika tahu kalau barang tersebut malah tidak dipakai.

5. Meminjamkan barang kemudian tidak pernah kembali


Kalian pasti akan berpikir kalau saya itu pelit. Well, you have the right to say that way. Tapi, barang yang saya bawa selalu bukan barang yang saya beli dengan uang saya sendiri dan seringkali bukan barang yang digunakan oleh saya sendiri. Contoh saja tikar (peristiwa ini terjadi saat semester 3 ketika sedang masa-masa penyambutan mahasiswa baru). Saya meminjamkan tikar, lalu tikar tersebut hilang dan tidak bisa ditelusuri asal-usul kenapa tikar saya bisa hilang. Agak tidak masuk akal karena tikar bukanlah barang yang kecil. Saya pribadi sebenarnya tidak terlalu mempermasalahkan tikar yang hilang tersebut karena kami memiliki lebih dari satu tikar. Masalahnya, orang tua saya yang kebakaran jenggot. Mereka sangat perhatian dengan barang-barang kami (yaiyalah, manusia normal). Karena kasus tersebut, akhirnya saya putuskan (secara pribadi) saya tidak meminjamkan barang apapun lagi ketika saya mengikuti kegiatan outdoor. Daripada saya kena masalah, orang tua nantinya bakal mengomeli saya, ya mending saya ambil tindakan preventif ini. Tapi, kalau barang tersebut hanya terdapat satu buah dan ternyata hilang, bagaimana saya tidak kesal? 

6. Mengeluarkan uang lagi untuk membeli barang yang tidak saya punya


Hahaha ini juga sangat menyebalkan. Ketika ikut suatu acara, pasti bakal ada biaya pendaftarannya dan itu biasanya sudah sangat banyak. Saya masih menerima dan memaklumi. Kemudian, saat technical meeting, ada barang-barang yang tidak saya punyai. Di situ saya mulai kesal. Masalahnya, saya tidak suka meminjam barang kepada teman saya karena saya takut kalau saya tidak bisa mengembalikan atau barang yang saya pinjam itu tidak kembali ke teman saya seperti sebelum saya pinjam (tapi saya tidak enggan untuk meminjami barang ke teman saya asalkan teman saya dapat dipercaya). Akhirnya, saya harus beli, kan dan saya harus mengeluarkan uang lagi demi memiliki barang yang harus di bawa sehingga saya tidak bakal kena masalah. Andai saya punya pekerjaan dan pendapatan sendiri, mungkin saya tidak akan terlalu mempermasalahkan ini. Masalahnya, saya masih bergantung sama orang tua dan uang saya itu adalah uang orang tua saya. Terlebih lagi, mereka sudah pensiun dan pendapatan mereka tidak seberapa ketika mereka masih bekerja. Arrgh!

7. Jumlah barang yang harus dibawa yang tidak wajar


Saya sering sekali heran dengan hal yang satu ini. Acara hanya satu malam tapi bawaannya kaya acara enam malam. Hal ini yang sering membuat saya kesal karena saya tahu kalau saya tidak akan bisa membawa semuanya hanya dengan satu tas saja. Alhasil, teman-teman saya keheranan karena saya seperti akan mengikuti acara outdoor tujuh hari. 


Yap, saya memang aneh karena OCD saya. Saya memang sangat saklek. Terima kasih sudah membaca, bloggers. Ada pendapat atau sanggahan terhadap tulisan ini, silakan komentar dengan sopan ya. God bless you! :D


Pictures sources:


  • http://stock-image.mediafocus.com/images/previews/word-facility-on-keyboard-rs1120541259.jpg
  • http://nonsense.sourceforge.net/nonsense-logo.gif
  • http://www.supershuttle.com/Portals/11/PostedImages/packing-overstuffed-suitcase.jpg
  • All memes are made by myself with Meme Generator Free application on Android.

Read More »

Saturday, March 07, 2015

Minggu Pertama di Semester 4


Halo, bloggers. Selamat berakhir pekan! Bagaimana minggu pertama kalian di bulan Maret ini? Semoga penuh dengan keburuntungan. Minggu pertama saya di bulan Maret mungkin agak kurang menyenangkan bagi saya karena saya menemukan beberapa hal yang sangat bertolak belakang dengan sifat saya. Di sinilah sifat OCD dan Social Anxiety saya diuji dan membuat saya frustasi. Kali ini, saya mau berbagi cerita tentang apa yang saya alami selama minggu pertama di Maret ini.

Senin, 2 Maret 2015


Sayang sekali, saya tidak bisa membuat jadwal di mana hari Senin bisa meliburkan diri. First day of lecture or college in the fourth semester. Firasat saya, sih bakalan banyak hal-hal yang berbeda dari first day of college semester-semester sebelumnya. Biasanya sih, kita tidak akan galau mengenai KRS yang belum penuh atau pendaftaran praktikum yang telat. Tapi, kali ini berbeda sekali, bloggers.

Semester ini sungguh membingungkan dan rumit. Praktikum yang biasanya membuka pendaftaran saat kita masih liburan, ternyata dibuka saat sudah masuk dan sangat mepet dengan jam kuliah. Saya kuliah pertama pukul 10.15 dan saya datang ke kampus pukul 09.00 dengan harapan pendaftarannya bakal lancar bagaikan jalanan yang sepi dan bisa membantu mendaftarkan teman supaya bisa sekelompok. Tapi, ternyata saya salah.

Saat dibuka pukul 09.00, kita diharuskan mengantre sambil mengambil nomor antrian. Rasanya saat itu saya seperti sedang antre sembako di balai desa. Lalu, parahnya lagi, kuota kelompoknya tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa yang akan mendaftar, akibatnya harus membuat kelas lagi dan terpisah dengan beberapa teman. T_T

Selasa, 3 Maret 2015


Hari itu adalah hari pertama di jadwal di mana saya harus berangkat pagi, pukul 07.30. Hari ini di mana saya mulai merasa frustasi dan bingung apa yang akan saya dapatkan di semester ini.

Hari itu, kuliah pagi dengan dosen yang pintar dan komunikasinya sangat bagus. Kemampuan bahasa Inggrisnya pun bagus dan saya kagum. Namun, ketika beliau memberitahu bagaimana penilaian di kelasnya, saya mulai merasa frustasi. 

Beliau ingin para mahasiswa aktif dan bagi yang aktif akan mendapatkan nilai. Karena OCD, saya mulai berpikir, saya pasti bisa melakukannya dan tidak peduli dengan jawaban saya entah benar atau salah yang penting aktif. Tapi, eh tapi, karena OCD juga, saat mau menjawab, saya selalu enggan untuk mengangkat tangan saya karena saya terlalu takut kalau jawaban saya salah dan berpikir kalau salah, pasti ada orang yang ngomongin saya. 

Saat itu, saya mulai galau dan frustasi karena saya OCD dan juga terkena social anxiety. Saya tidak biasa berbicara di depan umum karena ketika saya melakukannya, saya merasa sangat berdebar-debar. Rasanya sangat tidak enak dan bisa menjurus ke panik. Dan saya bingung sampai tulisan ini di buat. 

Rabu, 4 Maret 2015


Akhirnya, setelah semester kemarin saya tidak bisa mendapatkan libur, semester ini saya bisa mendapatkan libur di hari Rabu. Beginilah keuntungan SKS, yaitu bisa membuat jadwal sendiri (dear anak SMA, beginilah kuliah :v)

Rabu kemarin, saya memutuskan untuk tetap di rumah. Haha. Rumah adalah tempat terbaik bagi saya karena saya tidak pernah merasa bosan di rumah. Semuanya itu berkat internet dan PC (thank God!). Hari itu saya menghabiskan Rabu dengan surf YouTube, melihat beberapa video yang kebanyakan adalah family vlogs; juga browse template blog yang pas yang ujung-ujungnya pakai template bawaan (such pathetic). 

Kamis, 5 Maret 2015


Akhirnya, tiba juga Kamis, hari di mana saya kuliah mata kuliah favorit saya. Favorit bukan karena saya bisa menguasainya dengan mudah, tapi karena mata kuliah inilah yang membuat saya selalu semangat untuk melanjutkan kuliah terlepas dari sifat dosen yang berbeda-beda.

Di kuliah makul favorit saya ini, saya senang karena saya akhirnya bisa merasakan kuliah dengan jumlah mahasiswa kurang dari 30 orang. Rasanya seperti rasa lega ketika hidung kita mampet. Biasanya satu kelas itu berisi lebih dari 50 orang. 

Dosennya pun menyenangkan. Beliau lebih banyak cerita namun cerita hal-hal yang membuat saya sangat penasaran, yaitu investasi. Beliau cerita pengalamannya berinvestasi yang menurut beliau bisa menimbulkan keuntungan yang besar. Beliau sebagian cerita mengenai investasi tanah dan rumah. Awalnya, saya tidak tertarik dengan hal seperti itu karena hal tersebut sifatnya gambling. Namun, setelah mendengarkan cerita beliau, saya jadi sangat tertarik. Investasi rumah dan tanah itu tidak biasa karena harganya yang menurut beliau selalu naik. Beliau pernah berinvestasi dengan membeli tanah Rp4 juta entah kapan, kemudian ia jual dengan harga Rp270 juta entah kapan. Mungkin, untuk memotivasi kami, beliau tidak menceritakan kapan karena saya yakin untuk mendapatkan harga demikian butuh waktu yang lama. 


Hari Kamis merupakan hari yang spesial rupanya karena dua makul memiliki cerita yang unik. Makul kedua ini, saya mendapatkan kejutan. Makul inilah pertama kalinya saya mendapat tugas kelompok di semester 4 ini. 

Tugas kelompok sebenarnya merupakan hal yang tidak saya sukai jika dan hanya jika orang-orang di kelompok tersebut terima jadi tok. Saya sungguh tidak suka ketika hanya saya yang bekerja atau beberapa orang yang bekerja tapi ada yang sama sekali tidak bekerja. Hambatan lain adalah ketika kamu tahu kamu bisa melakukannya, tapi karena ini tugas kelompok dan kamu melimpahkan pekerjaan itu kepada temanmu supaya bekerja, namun hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan yang kamu harapkan. Di situlah muncul serba salah, pengen bilangin teman kita ya salah, diam ya nyesek juga, akhirnya dikerjakan ulang sendiri. Mungkin inilah orang OCD. 

Jumat, 6 Maret 2015


Jumat adalah hari kedua di mana saya punya kuliah pagi. Kali ini, kuliah dimulai pukul 07.00. Sehari sebelumnya, saya stress memikirkan bagaimana cara saya supaya bisa bangun lebih pagi dari biasanya (biasanya saya bangun 06.00). Pagi harinya, saya sebenarnya sudah bangun pukul 05.00 berkat alarm HP saya. Namun, karena efek liburan yang masih kuat, jadinya saya tidur lagi. Kemudian, saya terbangun pukul 06.20 dan saya panik.

Untungnya, saya bisa datang di kampus pukul 06.50 dan melakukan presensi fingerprint. Saya kuliah dengan dosen yang komunikatif lagi dan membuat suasana kelas tidak menjadi membosankan. Beliau ternyata orang yang sangat tepat waktu dan saya sangat kagum. Andai saja, orang-orang seperti beliau, saya tidak menjadi kesal dengan hidup saya di negara ini. Hal ini ada kaitannya dengan time management yang sangat penting di kehidupan kuliah.


Hari Sabtu tidak saya masukkan di sini karena hari Sabtu belum selesai dan saya tidak kuliah di hari Sabtu. Haha. Inti dari minggu pertama kuliah di semester 4 ini adalah saya frustasi. Bagaimana minggu pertama kuliahmu atau kerjamu? Please, don't be afraid to share yours here in the comments!


Source for pictures: 

  • http://thumb1.shutterstock.com/display_pic_with_logo/11994/238790770/stock-vector-university-word-business-collage-vector-background-238790770.jpg
  • http://thepinningmama.com/printablesschool/firstdayofschoolsignscollege.jpg
  • http://i.ytimg.com/vi/qRRemYuSwII/hqdefault.jpg
  • http://media.salemwebnetwork.com/ecards/wacky_holidays/lazyday.jpg
  • http://cdn2.blog-media.zillowstatic.com/1/iStock_000019551430XSmall-4d4312.jpg
  • http://cdn2.blog-media.zillowstatic.com/1/iStock_000019551430XSmall-4d4312.jpg
  • http://www.quickmeme.com/img/98/984f8f7e57f1c2d48ee88f22731d764e2a0e595785d60247264caedb2a9e09db.jpg
  • https://nemohs.files.wordpress.com/2014/01/depositphotos_13559127-always-on-time-punctual-reliability-clock.jpg
Read More »

Thursday, March 05, 2015

4 Hal Menyebalkan di DotA 2


Halo, bloggers. Bagaimana harimu? Semoga baik-baik saja dan menyenangkan. Ada yang tahu DotA 2? Kalau tidak tahu, kalian pasti tidak berevolusi (hehe). DotA 2 adalah sebuah permainan atau saya akan sebut di sini game karena lebih enak didengar, yang berjenis MOBA (Multiplayer Online Battle Arena) yang merupakan stand-alone sequel dari Defense of the Ancients (DotA) Warcraft III: Reign of Chaos dan Warcraft III: The Frozen Throne mod. DotA 2 sangat populer sejak masa beta dari game ini. 

Saya tidak akan membahsa detail mengenai game ini karena kalian bisa menggali lebih dalam melalui Google atau tanya kepada teman-teman Anda yang terlihat kecanduan game (haha). Saya, sebagai orang yang suka memainkan game ini, ingin berbagi pengalaman kepada kalian. Saya ingin berbagi mengenai tipe-tipe pemain DotA 2 yang pernah saya temui sejak match pertama saya. Sekali lagi, ini murni dari pengalaman saya. Saya bukan pemain DotA 2  yang sangat pro dan GG dan pendapat saya ini hampir semuanya saya peroleh dari YouTube. 

Berikut adalah tipe-tipe pemain DotA 2 yang pernah saya temui:

1. First pick, ambil Sniper, dan ambil middle lane


FYI saja nih, Sniper adalah salah satu hero favorit saya. Tapi, kalau ada orang yang bertipe seperti ini ambil hero ini, saya bisa sangat kesal sampai saya trash talk sendiri di rumah. Faktanya adalah, orang-orang yang bertipe seperti ini hanya ingin enaknya saja. Sniper memang salah satu hero yang sangat friendly untuk newbie, tapi hero ini perlu positioning skill yang tinggi. Ditambah lagi, hero ini sangat rapuh dan tidak punya mekanisme melarikan diri yang memadai. 

Orang tipe seperti ini akan tidak peduli dengan hero yang akan diambil oleh musuh dan ini bisa sangat menyusahkan teman-temannya. Lalu, dia ambil middle lane, lane yang paling bergengsi. Namun, ia tidak mengerti bagaimana cara bermain di middle lane, kemudian dia sering mati. Padahal, hero ini termasuk hard carry yang bagus. Kemudian, dia bakal disalahkan oleh teman-temannya, dan yang paling mengesalkan adalah trash talk. Jangan seperti ini, ya, para pemain DotA 2 yang budiman.

2. Last pick malah ambil hero core padahal empat temannya sudah ambil hero core


Mungkin istilah di atas agak asing di telinga kalian. FYI, core heroes adalah hero yang mempunyai hak untuk memanfaatkan semua sumber daya di map dengan maksimal (aka farm haha). Pada umumnya core heroes adalah hero carry, semi carry. tanker, dan jungler. Lalu, kebalikan dari core heroes adalah support heroes. Posisi ini biasanya diisi oleh nuker, ganker, dan roamer; biasanya hero intelligence mengisi posisi ini. 

Bayangkan, kalau lima hero dalam satu tim adalah core heroes? Apa bisa semuanya bisa menggunakan semua sumber daya yang tersedia di map dengan maksimal? Menurut saya, tidak. Hal ini akan membuat pemain lain kebingungan dalam hati mereka dan akan berebut lahan untuk menggali sumber daya tersebut. Misalkan, kalau lima orang adalah carry, bagaimana caranya membagi sumber daya tersebut padahal hero carry biasanya sangat lemah kalau tidak punya core and big items

Tolong banget, kalau empat orang sudah ambil core heroes, coba mengalahlah, bro. Ambil support heroes dan belajar. Hero support itu tidak kalah menyenangkan, mengajarkan kita untuk sabar, dan bisa belajar sedikit mengenai investasi. Tolong pikir sendiri, ya, maksud saya dengan investasi. Haha.

3. Sangat bernafsu mencari kill, tapi ketika mati selalu menyalahkan teman-temannya


Maksud dari pemain seperti ini adalah baik sebenarnya. Cuma yang saya sesalkan adalah ketika mereka menyalahkan teman-temannya ketika mereka mati karena nafsu mereka. DotA 2 adalah permainan tim, bukan permainan individu. Lima orang harus bekerja satu sama lain sedemikian rupa sehingga mereka bisa menghancurkan ancient lawan. 

Strategi ganking merupakan strategi yang sangat bagus untuk memperlambat carry lawan untuk farm atau membuat lawan memiliki level lebih rendah daripada kita. Namun, ketika gank, kita harus selalu melihat situasi dan kondisi map, apakah semua hero tidak terlihat di map atau terlihat. Kalau tidak, hendaknya turunkan nafsu kalian untuk gank sebisa mungkin karena siapa tahu mereka mempunyai strategi untuk menjebak para ganker. 

Kalau, misalkan, nafsu kalian tidak tertahankan dan ingin membunuh lawan, berarti kalian sudah terima risiko kalau kalian bakal mati tanpa dibantu oleh teman-teman kalian. Maka dari itu, saya sangat kesal dengan mereka yang bertipe seperti ini. 

4. Bicara dengan bahasa negara masing-masing


Sebenarnya, saya sering seperti ini jika dan hanya jika saya bermain dengan teman sendiri. Namun, saya tetap berusaha menggunakan bahasa Inggris untuk berbicara dengan pemain lain dari negara lain.

Ketika tidak paham akan bahasa yang digunakan oleh pemain lain, komunikasi dalam suatu tim akan terganggu. Kalau komunikasi terganggu, permainan tim bisa menjadi kacau dan memungkinkan kita untuk kalah. Terlebih lagi, saya sudah membalas dengan bahasa Inggris, namun mereka tetap membalasnya dengan bahasa mereka sendiri. 

Lebih parah lagi, kalau mereka mengungkapkannya melalui mic, bukan melalui chat. Sudah keras, bahasanya tidak bisa dimengerti, tidak bisa menggunakan bahasa Inggris, oh, saya tidak tahu harus bagaimana lagi. Terlebih lagi, saya sebenarnya tidak terlalu suka mute orang lain karena hal tersebut menghambat komunikasi yang bisa jadi bisa memenangkan war


Saya berharap bisa lebih banyak dari ini, tapi ternyata hanya ada 4 hal yang bisa saya ingat dan temukans selama bermain DotA 2. Ingat, saya bukan pemain DotA 2 yang tahu segalanya tentang DotA 2 kemudian bisa bermain dengan sangat pro dan GG. Pendapat saya di atas merupakan hal kecil dari DotA 2. Oya, gaya bermain saya terlanjut mengikuti gaya Western, yang bermain nonagresif karena pengaruh YouTube.

Terima kasih. God bless You!!


Sumber:
  • http://en.wikipedia.org/wiki/Dota_2
  • http://www.quickmeme.com/img/f0/f0bf222ded0798436654937368c2b2fd078cf0dd7801bf144b9f96d24775a596.jpg
  • http://thoughtware.com/wp-content/uploads/2013/12/blame1.jpg
  • http://fc08.deviantart.net/fs71/f/2012/226/1/a/carry_on_wip_by_vnbenedicto-d5awojj.jpg
  • http://th03.deviantart.net/fs70/PRE/i/2013/320/6/5/sniper__dota_2_by_speedart1982-d6ujtv8.jpg
  • https://digitallovechild.files.wordpress.com/2013/12/dota-2-logo.jpg


Read More »

Tuesday, March 03, 2015

Time Management is Nonsense?


Hello, bloggers. I decide to make this blog as a place for me to vent but not too harsh. The reason is because I want to make this blog keep alive while I run out of any good ideas. Actually, I vent a lot because I can't develop other self-defense mechanism. 

Anyway, let's get into the topic. I'd like to talk about time management. I will write based on my country's college culture. 

As a college or university student, this term is very familiar. I first heard this term when I was in orientation days at my first university (I quit from that university and now I go to my current university). This term is very related to academic and social life of us. My seniors always emphasized us, juniors, that we must be able to do this thing. In my opinion, I really agree on that.


Let's talk about the theory first (these all will be based on merely my opinion). Time management is the art (because it's management so I refer to one of the word I learned about management LOL) of make use of our time such that all of the things we have can be done in a day. 

We are required to be able to make schedule of all the things or responsibilities we have to do. After that, we must make priorities and decide which thing has the highest priority. Then, we do that thing. We should watch the time we need and we have spent. If your time needed for doing that thing is over, you should stop and do the next thing on your schedule. And so on until you have nothing remaining to do.




We can't know the future

When we make a schedule, we estimate that no other things will happen during the time something happening in your schedule. However, you are not God who can control time and know the future. As a result, we sometimes or often are surprised that something suddenly is happening in the middle of our schedule. We can't help but face it and it will ruin your schedule. If you can't finished doing a thing based on schedule, you will as not be able to do the next thing based on schedule. 

We are different from other people

What if you have made schedule perfectly, you have done the thing properly, but other people seem not to know about time management? That is horrible and sometimes frustrating. I usually face this kind of problem in organization. For example
There is a meeting today and we have made schedule for it. Let's say the meeting starts at 19.00. We have arrived on time or even earlier. However, there are many members, even the chief him/herself come late for about one hour and more. Whether we want it or not, as a good member, we have to wait for them so that the meeting can start. The meeting starts at 20.15. On your schedule, we are supposed to leave for home at 21.00 (we have asked the chief about this). However, because there were some member who came late, the meeting can't be finished based on our schedule. Again, whether we want it or not, we have to wait for it and keep joining the meeting until it's finished.
Do you understand? That is very terrible. That becomes like habit among us in Indonesia. If thing ends up like above, our schedule will be ruined. Me, I will be very frustrated and even I can worry so much about my ruined schedule.  

Focus on the time or the result?

This also becomes a dilemma. If we concern about our schedule, we should prioritize the time. Yet, if we concern about the result, we should prioritize the result. Usually, when we concern about the schedule and focus on the time, we can't do the things as perfect as possible. We will work those things perfunctorily. For easy going person, this may not be a big problem. 

What if we focus on the result? We probably can get the things as perfect as we want. We probably will get a very good score of it and we probably will feel very satisfied due to our effort. Nevertheless, we may ruin our own schedule because doing things perfectly needs a lot of time. This thing usually happens on OCD (Obsessive Compulsive Disorder), like me. 

We haven't known ourselves well

This means that we should know our capabilities. We should know what we can do and what we can't do. Then, we look at our schedule and think, "Can I do those thing?" This is related to what if we focus the result. It's not only focusing the result that will spend more time. When we know that we can't do certain things in our schedule but instead we keep going on, we will spend more time to finish it. 

Moreover, will the result be as good as we expect? I don't think so because we know that we can't do that. Sometimes, this can get more horrible if we keep going on. 


The fact that I write above is based on merely my experience. Now, I am still struggling to find the best way to manage my time, especially if it deals with other people that always like to not respect the time. I hope this is interesting to read and I apologize if my English is still horrible. Thanks for reading and God bless you!

Source:

  • http://thumbs.dreamstime.com/z/time-management-words-clock-timer-managing-hours-prioritizing-your-minutes-scheduling-important-moments-events-32993937.jpg
  • http://optionsforher.ca/web/rwx_gallery/thumbs/1329531963_theory_logo.jpg
  • http://archive.freeenterprise.com/sites/default/files/styles/large/public/media/00_LEGAL_shutterstock_34651474_FactMagnify_659px.jpg?itok=y_QoHSiV
  • http://www.troll.me/images/dawson-crying/im-sad-and-confused.jpg


Read More »

Sunday, March 01, 2015

Joyeux Anniversaire, Ma L'École!


Happy Birthday, dear my alma mater, SMA Negeri 2 Purwokerto (Smada) yang ke-65. Sekolah yang hebat, sekolah yang memberikan saya banyak pengalaman. Menurut saya, tahun ini merupakan ultah Smada yang paling meriah semenjak saya mengetahui, bersekolah, dan menjadi alumni Smada. Pihak sekolah melalui OSIS selalu mengadakan Expo Smada dengan beragam tema dari tahun ke tahun.

Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini merupakan spesial karena tahun ini bertepatan dengan Lustrum ke-13. Lustrum adalah reuni akbar lima tahunan seluruh angkatan Smada dari tahun awal berdirinya Smada sampai angkatan paling muda, 2014. 

SMA Negeri 2 Purwokerto diambil dari linimasa  Facebook adik kelas
Betapa beruntungnya saya, saya telah mengikuti Lustrum dua kali. Lustrum pertama yang saya ikuti dilaksanakan pada 2010 dan acaranya asyik banget. Saat itu, saya masih duduk di kelas X semester dua dan salah satu agenda Lustrum adalah jalan sehat. Pada jalan sehat, seluruh siswa diwajibkan untuk memakai kostum yang menunjukkan kekhasan kelasnya. Berkat ide dari seseorang yang saya lupa siapa, akhirnya kelasku memakai kostum berbagai profesi yang ada di Indonesia. Saya kebagian menjadi dokter (poor myself) bersama Dhea. Ada yang menjadi satpol PP, penari, ustadz, dan lain-lain yang saya lupa detailnya. Dan maaf, tidak ada dokumentasinya karena foto-fotonya telah hilang entah kemana. T_T

Biasanya, Expo Smada diadakan pada tanggal 28/29 Februari atau 1 Maret (maaf saya lupa tepatnya T_T :D). Namun, karena bertepatan dengan Lustrum ke-13, Expo Smada tahun ini dimajukan pelaksanaannya menjadi 21 Februari 2015 dengan tema Supermassive. Sayangnya, saya tidak datang ke Expo karena masalah "pribadi". Hehe :D.

Namun, karena saya melewatkan Expo Smada, saya tidak melewatkan Lustrum ke-13 ini. Acara dilaksanakan pada 28 Februari 2015. Menurut saya, acara ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu acara pagi-siang dan acara malam. 



Part I - Acara Pagi-Siang

Acara pagi-siang dimulai dengan jalan sehat. Sayangnya (lagi), saya tidak mengikuti jalan sehat karena ketidakmandirian saya (aka selalu cari teman biar gak mati gaya di acara). Setelah itu, dilanjutkan dengan penampilan dari Ikhsan Idol dan salah satu artis yang saya tidak tahu namanya T_T (saat itu, saya belum datang). 

Akhirnya, setelah menunggu beberapa jam, sekitar pukul 10.00 WIB, saya akhirnya pergi ke Smada bersama Alfi. Pandangan saya dan Alfi terhadap Lustrum adalah bakalan banyak teman seangkatan (kami angkatan 2012) yang akan datang, paling tidak yang kuliah di Purwokerto. 

Suasana tepat saat kami datang
Tapi, ternyata, sama seperti tahun lalu, angkatan-angkatan 60, 70, 80, 90 mendominasi. Kami datang pun saat acara di mana ada artis yang tampil selesai. Namun, kami tidak merasa bosan atau mutung sedikit pun, malah kami merasa sangat senang. 

Selfie angkatan 2012 :D. Dari kiri ke kanan: Alfi, me, Dewi, Danu, dan Udin
Selanjutnya, kami bertemu dengan Udin, Dewi, dan Danu. Dewi, karena ketekunannya (haha), dia jadi penerima tamu pada saat acara jalan sehat sampai penampilan artis. Udin sedang menjaga stand dagangan baju reuni buatan kakaknya ditemani oleh Danu. Walaupun semuanya dari Unsoed, tapi nuansa reuninya berasa (haha). Sayangnya, setelah selfie di atas diambil, acara pagi-siang pun selesai. Para alumni pergi ke tempat di luar Smada di mana mereka melakukan reuni bersama angkatannya masing-masing. 


Foto bersama alumnus angkatan 1960 :D
Beliau sedang menjelaskan sejarah Banyumas di masa penjajahan :D

Namun, kami sangat beruntung karena kami bisa bertemu dengan alumnus angkatan 1960. Jika dikira-kira, beliau sekarang berusia kira-kira 73 tahun. Namun, beliau masih tampak sehat dan bugar, lho bloggers. Setelah itu, kami diizinkan oleh Tuhan untuk menambah pengetahuan kami, beliau mengajak kami untuk menyimak sejarah Banyumas di masa penjajahan Belanda. Karena suara musik dan nyanyian panggung yang terlalu keras dan posisi duduk saya yang terlalu jauh, saya menjadi kurang bisa memperhatikan dan menangkap semua hal yang dikatakan beliau. Namun, melihat teman saya Udin yang menyimak dengan antusias, beliau di usianya yang sudah senja tetap bisa menceritakan sejarah dengan sangat baik. 
Saya menyebutnya taman depan. Dulu, di situ gak ada pancuran air maupun jalan setapak. 
Saya menyebutnya taman tengah LOL. Dulu, di situ pun gak ada gazebo alami seperti di gambar. Cocok buat pacaran nih #eh
Nah, ini taman belakang. Dulu, di situ hanya ada tanah. Dan lagi, tempat yang pas buat pacaran #eh
Ini yang paling baru menurut saya, semacam rumah kaca. Mungkin buat menunjang praktikum biologi.
Sudah pakai keramik lho. Dulu, masih pakai tegel kaya rumah zaman dulu :D.

Selanjutnya, saya, Alfi, dan Dewi memutuskan untuk pergi ke kantin untuk makan siang. Sebenarnya, tujuan utama saya adalah untuk melihat keadaan Smada sekarang. Ternyata, dengan kurikulum 2013, sistem moving class sudah tidak diberlakukan lagi di Smada. Padahal, moving class itu bisa jadi alternatif diet lho, karena saya selalu berlomba dan berlari ke kelas berikutnya demi mendapatkan tempat duduk yang ideal. Hehe. Sekarang, sedang dibangun Masjid yang megah di lahan di mana dulunya berdiri Musala (saya mengikuti ejaan dari KBBI ya, bloggers) yang saya lupa namanya (gomenasai T_T). Selain itu, bakal ada Bank Mini yang disponsori oleh Bank Jateng (kalau gak salah, soalnya saya gak ambil fotonya). 

Kami juga pergi ke perpustakaan dan penjaganya pun masih sama seperti saat kami masih bersekolah di situ. Uniknya, beberapa buku masih berada di tempat yang sama dan dalam posisi yang sama, tidak berubah selama 3 tahun. Selanjutnya, kami pergi ke kantin untuk membeli soto khas Smada, Haha. Sayangnya, saya tidak ambil foto kantin karena saya lapar. :P. Grafiti di tembok sudah tidak ada tapi Ibu penjual soto masih ada. :D. Setelah kenyang, kami mengambil beberapa foto dulu, lalu pulang.



Part II - Acara Malam

Lebih ramai, bloggers!
Seperti tadi pagi, saya menunggu kabar dari Alfi kapan mau ke Smada lagi. Setelah bergalau ria, akhirnya kami pergi ke Smada kira-kira pukul 20.30 WIB. Tidak seperti tadi pagi yang lumayan sepi, kali ini sekolah dan jalanan pun sangat ramai. Agenda malam ini adalah pagelaran wayang kulit 3D yang didalangi oleh Ki Manteb, Ki Yakut, dan Ki Gandhik. Maksudnya 3D, wayang tidak ditampilkan melalui satu sisi saja, sisi depan, melainkan juga sisi belakang. Jadi, ada dalang yang duduk di depan, ada yang duduk di belakang, sehingga penonton bisa melihat dari dua sisi.

Duduk berdasarkan angkatan dan angkatan 2012 sangat sedikit yang datang T_T

Tidak seperti tadi siang, saya dan Alfi mengisi buku tamu dan bertemu beberapa guru yang sudah berdandan dengan ganteng, cantik, dan rapih. Awalnya, kami duduk di gerbong 12 seperti di foto, menikmati snack dan bertemu Habib dan Dea. Namun, karena Dea dan Habib pulang dan telinga saya tidak tahan dengan suara sinden yang terlalu keras, kami memutuskan untuk keluar dari gerbong. 

Kami akhirnya pergi beli roti canai Ayah yang mungkin sudah menjadi langganan buka stand di acara ultah Smada. Bagi Alfi, roti canai yang dibeli saat itu merupakan roti canai pertamanya. Setelah selesai makan roti canai, saya mulai berpikir, kenapa roti canai tidak dijadikan sebagai pengganti makanan pokok nasi. Kami kekenyangan!!! Padahal kami masing-masing hanya makan satu roti canai. Alhasil, perutku makin gak karuan rasanya dan pahaku makin sesak (lemakku terkumpul di bokong dan paha, bloggers, gak di perut, jadi saya memang aneh). 

Saya tidak bisa mengambil banyak foto karena saya hanya memakai kamera smartphone, bukan kamera DSLR dan cahaya sangat minim ketika keluar dari gerbong. Kami memutari panggung untuk melihat pagelaran wayang dari belakang dan penontonnya pun sangat banyak. Tidak hanya dari alumni, ternyata warga sekitar dan lain-lain juga menonton. Saya berbicara sendiri dan merasa senang mengetahui bahwa acara yang mereka selenggarakan ditonton oleh banyak orang (pesertanya banyak). Andai saja..............ah sudahlah. Haha :p

Well, karena kami kekenyangan dan Udin tidak kunjung datang (kami juga janjian dengan Udin), akhirnya kami putuskan untuk pulang kira-kira pukul 23.00 WIB. 


Semoga alma materku makin bagus, jaya, dan siswa-siswi yang dihasilkan bisa meningkatkan nama dan prestis Smada di mata universitas, kabupaten, provinsi, negara, maupun internasional. Maaf karena terlalu panjang tulisannya. Semoga bisa menikmati. Terima kasih, bloggers. God bless you!

Source: 

  • http://4cmarketing.co.uk/wp-content/uploads/2014/06/Birthday-word-cloud.jpg



Read More »

Most Commented

Add this widget

Most Read

Just Comment