Thursday, March 19, 2015

#TantanganMenulis: 2 Years Later


Sekarang, saya sudah 19 tahun. Usia yang menandakan bahwa masa-masa remaja yang penuh kelabilan dan kegalauan harus segera diakhiri. Sebentar lagi, 20, 21, 22, dst. Kenyataan yang pahit memang, ketika masa-masa yang lumayan buruk tapi menyenangkan harus ditinggalkan. 

Sebagai laki-laki, yang seharusnya cenderung berpikiran ke depan, saya malah sering berpikiran kekinian dan bahkan masa lalu. Saya sering meratapi masa lalu saya, atau dengan kata lain belum bisa memaafkan masa lalu saya sendiri karena saya sungguh menyesal atas segala hal buruk yang tidak bisa kuperbaiki yang saya lakukan di masa lalu. Oleh karena itu, karena saya laki-laki, saya mau mencoba berpikiran yang berorientasi ke masa depan. Menurut saya, saya berarti harus lebih berani untuk bermimpi. Bermimpi pun tidak harus yang terlalu jauh sampai puluhan tahun yang akan datang, namun, hari esok pun bisa dimimpikan, tetapi tidak terlalu besar. 

Dua tahun itu merupakan rentang waktu yang tepat untuk bermimpi, bermimpi untuk masa depan akan nasib saya ini. Mungkin, setelah tulisan ini selesai, saya bisa meredakan rasa penyesalan saya terhadap masa lalu saya yang cukup kelam. Walaupun demikian, dua tahun merupakan waktu yang terlalu singkat untuk mengubah semuanya. Namun, saya percaya, it's never too late

1. Lulus dengan nilai yang membanggakan
Saya tidak peduli dengan anggapan dan idealisme rekan-rekan saya yang menyebutkan "IPK itu tidak terlalu penting". Saya sudah tahu semuanya akan hal tersebut. Saya tahu konsekuensinya. Namun, diri saya ini tidak bisa mengorbankan akademik yang amat begitu penting. Tahun depan, saya sudah harus KKN (oh, damn T_T), yang merupakan salah satu kelemahan terbesar saya sampai saat ini. Setelah itu, di tahun yang sama, jika lancar dan tidak ada mata kuliah yang mengulang (amin), saya harus mengerjakan skripsi. Semoga, di tahap ini, saya bisa dengan tekun mengerjakan dan menyelesaikannya, bisa mempresentasikan proposal dan hasil penelitian saya dengan baik, dan yang paling utama bisa melakukan ujian pendadaran dengan lancar. Saya percaya, usaha keras tidak akan pernah menghianati, sekalipun saya fokus terus di bidang akademik. 

2. Berbicara dengan lancar dan tidak lola (slow thinker)
Mungkin saya memang gagu. Sejak kelas 7 SMP, saya mulai memiliki masalah ini dan sampai sekarang belum sepenuhnya terobati. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab saya untuk menghindari kegiatan-kegiatan sosial, debat, dan terkadang rapat. Namun, perlahan-lahan, kutukan ini mulai berkurang dan semakin berkurang (tapi masih ada). Dua tahun yang akan datang, semoga saya tidak slow thinker lagi dan bisa berbicara dengan lancar. Semoga saya sudah berani untuk menyampaikan dan menyanggah pendapat pada saat mengikuti suatu rapat ( dua tahun kemudian pun mungkin masih ada rapat). Semoga saya bisa mengikuti dengan baik tes wawancara perusahaan yang saya minati dan lolos sehingga saya bisa mendapatkan pekerjaan yang saya inginkan. 

3. Lebih bertanggungjawab

Juga merupakan salah satu hal tersulit yang ingin saya capai. Masih 19 tahun, mungkin di pikiran saya masih tertanam mental anak remaja yang masih labil dan kurang tahu diri. Namun, dua tahun mendatang sudah bagaikan dunia yang berbeda. Kurang bertanggung jawab saya pula yang membuat saya menjadi pribadi yang kurang terorganisasi, padahal saya terkena OCD. Untuk diri saya di dua tahun yang akan datang, semoga kau lebih bertanggung jawab dari dikau yang sekarang. Jangan pernah tidur kembali ketika alarm yang telah kau pasang setiap menjelang tidur berbunyi. Jangan pernah lupa di mana kau menaruh nota dan struk transaksi-transaksi yang penting. Jangan pernah lupa bahwa dirimu sudah dewasa, harus bisa hidup sendiri, tidak boleh homesick lagi. 

4. Bisa menghasilkan sesuatu yang positif dari blogging
Awal tahun 2015 meruapakan langkah awal diri saya untuk kembali aktif blogging setelah kira-kira 3 atau 4 tahun vakum blogging. Saat ini, blogging merupakan satu-satunya hobi saya. Blog ini masih bergenre personal dan random. Tulisan saya pun masih buruk. Untuk dua tahun kemudian, semoga blog ini bisa berubah genre, dari personal menjadi sesuatu yang lain yang bisa menghasilkan pendapatan. Semoga tulisan saya bisa semakin terus berkembang, kritis, namun tidak membosankan ketika dibaca. Semoga hobi saya yang ini bisa membuat saya memiliki pikiran yang lebih kritis dan peka terhadap segala fenomena yang terjadi di sekitar saya. 

5. Bisa berbahasa Inggris dengan baik dan lancar
Saya pernah sempat berpikir, "Andai Indonesia dijajah oleh Inggris untuk waktu yang lama, pasti kita semua bisa berbahasa Inggris." Saya iri dengan negara-negara yang memiliki bahasa nasional bahasa Inggris. Mayoritas dari mereka terlihat lebih maju dan bisa mengundang lebih banyak turis asing ke negaranya. Dua tahun lagi, MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) telah memasukki tahun keduanya. Karena sudah bukan masa-masa pengenalan MEA, maka makin banyak tenaga-tenaga kerja dari negara-negara ASEAN yang akan masuk ke Indonesia dan bersaing dengan saya contohnya. Semoga sebelum masa pengenalan MEA berakhir, saya telah bisa menguasai bahasa Inggris, bisa berbicara dalam bahasa Inggris dengan lancar dan tepat, dan telah menambah cukup banyak perbendaharaan kata bahasa Inggris.

6. Ikut Asian Youth Day 2017 dan bertemu dengan Paus Fransiskus
Yang satu ini merupakan yang sangat spesial. Karena saya adalah seorang Katolik, saya sangat ingin sekali bertemu dengan Paus yang sedang menjabat saat ini, yaitu Paus Fransiskus. Namun, karena saya bukan orang yang mempunyai banyak uang untuk berlibur ke Vatikan atau Italia, hal tersebut menjadi hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Akan tetapi, akan ada acara yang sangat besar bernama Asian Youth Day 2017 yang akan diselenggarakan di Indonesia. Asian Youth Day adalah acara temu raya kaum muda Katolik se-Asia dan di saat itu lah Sri Paus akan datang untuk mengikuti Asian Youth Day yang akan dilaksanakan kalau tidak salah di Jakarta. Saya sungguh menanti-nanti akan hal ini sejak Asian Youth Day 2014 di Korea Selatan. Semoga saya bisa mempunyai dana yang cukup dan waktu luang untuk bisa mengikuti Asian Youth day 2017 di Jakarta. Semoga saya bisa bertemu dengan Sri Paus Fransiskus di acara tersebut. :")


Sebenarnya, mimpi saya untuk dua tahun yang akan datang masih banyak. Namun, yang saya sebutkan di atas merupakan mimpi-mimpi terbesar saya yang sangat ingin saya wujudkan. Bagaimana denganmu, bloggers? What are you going to be in two years?



Tulisan ini ditulis dalam rangka mengikuti event Tantang Menulis.

Picutres sources:
  • http://www.ccsf.edu/content/ccsf/en/student-services/admissions-and-registration/records/evaluation-and-graduation/_jcr_content/subheader-image/smallimage2.img.jpg/1370738959078.jpg
  • https://andrewjprokop.files.wordpress.com/2015/03/blogging-is-good.jpg
  • http://www.ensenalia.com/sites/default/files/imagecache/ampliacion/I%20love%20english1.png

5 comments:

  1. Saya nomer 2, susah banget ngilangin. Astagaahh :(

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahah masa sih? Kok bisa? Terlalu frontal pasti ya? :/. Saya sampai sekarang juga kepengen kaya gitu. Biar kita rada pinteran dikit dalam berbahasa asing jadinya orang-orang luar negeri lebih banyak yang berkunjung ke Indonesia. Tapi, Thailand kok tetep bisa menarik banyak wisatawan asing ya sementara ia tetap pakai bahasa negaranya sendiri? :/

      Delete
  3. Bahkan buat orang yang udah sering ngomong pun, tetep aja ada saatnya kapasitas otaknya penuh, lalu jadi berpikir lambat. Mungkin ya kalau diibaratkan dengan HP/Laptop, RAM nya udah penuh dan harus di-refresh. Kita harus banyak-banyak refreshing dan berpikir positif biar ga cepet lamban :3

    ReplyDelete

Please use polite words only. Good comments are very useful for me and this blog. It really supports me and this blog. As well, I will try as my best as possible to visit your blog and leave good comments there. Thanks for commenting.

Most Commented

Add this widget

Most Read

Just Comment